Selasa, 24 Juli 2012

Kilauan Kiluan

Waaahh.. Sudah lama ya gak nulis di blog. Maklum, seringkali ada aja kegiatan yang bisa menghambat aku untuk menulis dan membagi cerita. Tapi pagi ini, dengan duduk di salah satu restoran donat di Cilandak Town Square aku mau membagi cerita ku di awal bulan Juni ini: Kiluan!

Yup mungkin ada beberapa yang udah pernah dengar tentang Kiluan, betapa indah dan sepinya pantai itu. Kiluan itu sebuah pulau yang terletak di Lampung bagian selatan. Konon katanya Kiluan itu memiliki arti 'harapan' karena ada beberapa tetua (atau raja ya?) Lampung yang berharap untuk dimakamkan di pulau itu makanya disebut Pulau Kiluan. Oh dan Kiluan itu sudah dijadikan tempat wisata dari awal tahun 1990-an tapi hanya terbatas untuk wisatawan mancanegara nah sejak krisis moneter 1998 pengunjung Kiluan ikut berkurang nah penduduk setempat mulai mencari cara untuk menghidupkannya kembali dengan promosi ke wisatawan lokal. Pulau ini sudah mulai dibuka ke wisatawan lokal kira-kira sejak tahun 2002 tapi aku baru tahu ada pulau (bahkan dulu aku ngiranya pantai!) ini tahun 2011. Hahahaa betapa basinya aku.

Sekarang aku mau cerita tentang perjalanan aku ke pulau itu :)

Aku pergi sama temen-temen kantor, berangkat hari Jumat malam (ba'da Isya) dari kantor yang letaknya di kawasan Sudirman menuju ke pelabuhan Merak. Kami melewati tol Jakarta-Tangerang beradu dengan truk-truk yang berukuran jumbo. Jalan sehabis Isya dari Sudirman, kami naik kapal tengah malam. Yaa lama perjalanannya sekitar 3 jam lah yaa dari Sudirman ke Merak.

Di kapal, kami udah ga dapat ruangan yang ber-AC akhirnya duduk di kelas ekonomi. Ini pertama kali aku naik kapal feri yang menyeberang ke Lampung. Jadi yang aku tulis yaa yang setahu aku aja. Di kelas ekonomi ini ramai sampai ada beberapa orang yang ga dapet tempat duduk akhirnya menepi ke pinggiran kapal (dek ya namanya?). Malam, dingin, ngantuk, paling enak makan pop mie nah temen ku beli satu pop mie harganya 12ribu aja dong. Oke itu intermezo. Di ruangan ini, namanya juga ekonomi ya banyak orang ngerokok jadi bau asep :(

Kerjaan aku di kapal tiduurr aja, ada yang jualan juga tetep aja tidur. Daan menjelang subuh rombongan tiba di Lampung (Yeay!) Kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Kiluan dan berhenti sesaat hanya untuk sholat subuh, makan pagi, dan menjemput guide. Perjalanan dari Bakauheni ke Pulau Kiluan jauh juga ternyata karena rombongan baru sampai di dermaga untuk nyebrang ke Pulau Kiluan tuh tengah hari. Berapa lama ya? Mmm.. Sekitar 6-7 jam lah yaa dari Bakauheni.

Tapi yaa di jalan menuju ke dermaga itu serru banget. Mataku dimanjakan (tseilah) dengan pemandangan indah gunung-laut-perkampungan dan ada markas marinir (eh ini oot). Terus kontur jalannya juga seru banget bikin yang nyupir dan penumpang ga bisa tidur karena ada jalan yang agak rusak.


Nah itu salah satu jalan yang harus dilewati untuk menuju Kiluan. Ga semua jalan menuju dermaga Kiluan bentuknya menyeramkan seperti ini, ada jalan yang halus, gronjel-gronjel, dan jalan perkampungan. Pemandangannya pun luar biasa karena ganti-ganti kadang hutan, kadang kampung, dan yang paling menakjubkan ada satu jalan yang (karena ini jalannya naik-turun yaa) pas kita posisi nanjak di depan mobil itu ada pemandangan laut jadi seakan-akan lautnya di atas mobil. Subhanallah.

Oke, skip tentang perjalanannya. Akhirnya sampailah di dermaga untuk menyebrang ke Pulau Kiluan. Fyi, saat sampai di dermaga itu panas bangget yaa, temen-temenku sampai langsung pakai sunblock. Hahaha. Dari situ kami naik kapal (aku sih dengernya namanya Ting-Ting dan yang keinget sampe sekarang namanya ya Ting-Ting itu :P) yang kayak sampan terus ada empat bilah bambu di sisi kiri kanannya. Satu perahu bisa muat sekitar 3-6 orang plus barang bawaan. Lagi-lagi aku menyebut nama Allah saat naik perahu ini. Bagus banggeett lautnya. Kiluan itu letaknya di teluk jadi lautnya masih tergolong dangkal dan airnya jernih banget :')

Voila! Sampailah kami di penginapan. Penginapan sederhana, bangunan bertingkat berdinding kayu dan terdiri dari enam kamar. Kami yang udah antusias bangget langsung nge-tag kamar, beberes bentar dan langsung kecipak kecipuk di air laut pake alat snorkel sewaan dan berenang di tepian laut sambil ngeliat bawah laut, tanpa guide karena guidenya masih dipake sama kelompok lain. Hati-hati looh ga semua pantai di Kiluan ini bebas batu, ada beberapa lokasi yang karangnya nyakitin dan tajam-tajam.

Akhirnya beberapa teman baru snorkeling sore hari. Aku memilih gak ikut karena mau foto-foto cantik sore hari di tepi pantai karena besok sore udah gak di Kiluan lagi. Sore datang dan aku dan beberapa wanita cantik lainnya foto-foto di tepi pantai. Pasirnya putiiihh dan bersiiihh. Malamnya, kami makan bersama dengan bakar-bakaran ikan dan beberapa makanan lainnya yang sudah disiapkan oleh pemiliki penginapan.

Besok paginya aku bangun pagi dengan semangat karena akan pergi melihat lumba-lumba. Aku kira awalnya akan ada spot tertentu untuk melihat lumba-lumba. Ternyata tidak sodara-sodara. Jadi aku harus naik kapal kayu itu dulu satu perahu empat orang (udah termasuk tukang perahunya) terus dibawa muter-muter ke laut hampir ke samudra Hindia ga ada spot khusus jadi kayak berburu lumba-lumba aja sedapetnya dimana. Cukup lama juga totalnya 3 jam kali ya pulang-pergi. Itu juga ngeliat lumba-lumbanya tergantung keberuntungan. Pas kapal aku (mungkin karena isinya orang-orang baik) jadi sering ngeliat lumba-lumba ada yang berenang biasa, loncat, sampe salto. Nah tapi ada temen yang lainnya cuma ngeliat dua lumba-lumba, bayangkan segitu jauhnya ke tengah laut cuma ngelihat dua itu pun sirip atasnya aja. Yaa nasip lah yaa.
Namun, sekali lagi aku merasa kebesaran Allah saat naik kapal melintasi lautan yang super duper luas itu, aku tiba-tiba ingat Surat Ar-Rahman ayat 24: "Dan Kepunyaan-Nyalah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung" :")

Sehabis lihat lumba-lumba, gak sampe zuhur kami segera kembali ke Pulau Sumatera dan meninggalkan kenangan di Pulau Kiluan. See you again Kiluan <3

Selamat datang di Teluk Kiluan. Horeeee!!


Sore hari di Kiluan

Itu dia sirip lumba-lumbanya. Uuuuu~ 

These are my favorite girls :*


Kamis, 12 Juli 2012

Prasetya Perwira

Aku menulis ini bukan karena ada di Magelang.

Bukan juga karena punya pacar yang lagi ikut prasetya perwira.

Atau karena punya pacar yang udah jadi perwira.

Aku menulis ini karena isi dari pidato presiden SBY di Magelang dalam rangka Prasetya Perwira 2012.

Mmm.. Saat aku menulis ini prasetya perwira masih berlangsung di Magelang sana. Aku tahu karena disamping pc ada TV yang sedang menampilkan acaranya secara langsung.

Oke, kembali ke pidato Pak SBY. Biasalah yaa.. karena ini semacam acara "wisuda" gitu jadi isi pidatonya ya sekitar wejangan setelah lulus. Intinya adalah untuk terus mengaplikasikan ilmu dan menjaga profesionalisme bagi perwira baru di TNI dan POLRI tersebut. Untuk TNI yaa isinya menjaga kedaulatan negara, perbatasan, dan pertahanan negara. Nah kalo POLRI diminta profesionalismenya dalam bertugas and so on.

Dan kemudian aku ingat sesuatu, aku ingat sama beberapa kenalan ku yang udah lulus akademi beberapa tahun yang lalu (most of them are TNI). Mereka itu orang-orang yang menurut aku bener-bener bisa dicontoh bagaimana profesionalismenya. Tugas adalah tugas gak ada yang namanya nanti dulu. Kadang suka udah malam, badan udah capek banget terus dikasih tugas ya harus selesai saat itu juga. Penempatan di perbatasan yang fasilitasnya terbatas juga dilalui atas nama tugas. Mereka juga hormat banget sama atasannya, dikit dikit "Ijin ndan..." "Siap ndan.." hahahaa. Oh dan tanggung jawab mereka terhadap barang juga bagus, senjata misalnya. Ada beberapa orang yang aku kenal bikin istilah gini: senjata itu istri pertama.  Terus ada juga yang pernah bilang "Wah Rul kalo senjata ini hilang, bisa digantung saya".

Temen-temen ku yang udah terjun ke penugasan itu mengajari aku tentang banyak hal. Integritas, profesionalisme, dan pengabdian. Mereka juga orang yang terus semangat, misalnya nih semangat penugasan (bayangin ditugasin di daerah pedalaman hutan antah berantah aja semangat), semangat latihan fisik yaa minimal jogging setiap hari, semangat banget kalo dikasih kursus, dan semangat mengabdi pada negara. Yang terakhir ini yang sering bikin aku tersentuh, mereka rela pergi jauh ke pedalaman dan jauh keluarga karena tugas negara.

Aku sering nanya ke mereka"Kok mau sih jadi pergi ke pedalaman, ga ada sinyal, jauh, fasilitas susah?"  dan dengan entengnya cuma bilang "Yah namanya juga abdi negara". Kalo udah jawab begitu biasanya aku speechless dan langsung ganti topik. Ga kuat. Hahahaa.

Oh ya dan mereka seneng banget karena sekarang ada remunerasi. Hahaha. Yaaa masalah gaji pokok para aparat negara udah bukan rahasia lagi lah ya. Itulah, dengan gaji dan fasilitas yang jumlahnya ga fantastis bisa dibilang mereka sudah berkorban luar biasa loh. Beda hal sama pride yang didapat loh ya. Hihihi

Hmm... Semoga yang abis Praspa hari ini bisa jadi perwira yang baik ya. Jujur, amanah, dan bisa mengayomi masyarakat serta bawahannya. Tetap semangat ya mengabdi pada negara. Insyaallah kalo kerjanya ikhlas dapat bonus pahala juga ;)

Ps: Seorang taruna yang udah jadi perwira bisa jadi orang yang berbeda, mungkin karena pengalaman saat di lapangan :D