Minggu, 28 Oktober 2012

Sumpah Pemuda 2012

Sumpah pemuda tahun 2012 ini sepi. Perayaan di TV juga sepi. Ga Asjik.
Aku jadi inget pas ada sumpah pemuda tahun 2008.

Saat itu aku masih semester satu di kampus jaket kuning. Aku dan teman-teman lainnya diundang untuk mengikuti acara sumpah pemuda yang ditayangkan langsung di beberapa stasiun TV nasional. Acaranya dilaksanakan di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Ada banyak banget pertunjukan menarik di sana: tarian tradisional, penyanyi-penyanyi tenar, atraksi TNI, marching band dari taruna, dan baanyak lainnya. Bahkan presiden dan jajarannya juga hadir di sana.

Bukan, bukan perayaan heboh seperti itu yang aku mau, tapi prosesi mengenang makna sumpah pemuda.
Kalau kita bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu: Indonesia.
Bahwa perbedaan yang ada itu memperkaya kita bukan memperkeruh.
Bahwa perbedaan itu justru bisa menyatukan bukan saling menyakitkan.

Aku jadi ingat "jas merah". Jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Bangun pemudi pemuda Indonesia
Lengan baju mu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang, kewajiban mu lah
Menjadi tanggungan terhadap nusa

Minggu, 21 Oktober 2012

Pameran Alutsista, Monas 2012 (bagian dua)


Melanjutkan tulisan yang sebelumnya, ini adalah kisah aku saat meneruskan ke pameran alutsista di Monas. Kali ini aku berangkat dari rumah emang niat mau ke monas, tidak seperti perjalanan kemarin yang cuma numpang lewat. Hari terakhir pameran ini ternyata jauh lebih rame daripada hari sebelumnya bahkan dampaknya sampai rute busway central senen - harmoni diubah. Deuh!

Dengan peluh bercucuran aku menerobos hutan beton Jakarta dan sampailah di Monas. Alhamdulillah. Stand pertama yang ku lihat saat masuk ke monas adalah stand infanteri memang selepas Kopassus ada stand infanteri. Stand ini sih biasa, yang dipajang cuma senjata tapi hati aku yang ga biasa pas masuk stand ini *curcol dikit. Aku sempet bertanya tentang senjata yang mereka gunakan. Kalau anggota Kopassus biasa memakai berbagai macam senjata, nah anggota infanteri biasanya memakai SS buatan Pindad. Kata mas yang menjaga stand sih biasanya mereka pakai SS 2. Nah ada pembicaraan yang kocak saat aku lagi menanyakan tentang senjata, gini:

Mas        : “Mbak Ibu Persit ya?”
Aku        : “Eh, bukan kok mas (tersipu malu tapi bilang amin. Hahaha)”
Mas        : “Kalo gitu calonnya anggota ya mbak?”
Aku        : “Eh eh (panik sendiri)”
Mas        : “Iya mbak? Calonnya anggota ya mbak?”
Aku        : “Eh.. Mmm.. Iya mas (padahal ini asal iya aja. Hahaha)”
Mas        : “Tuhkaan. Tugas dimana mbak?”
Aku        : “Jauh mas, bukan di Jakarta”
Mas        : "Iya dimana mbak?"
Aku        : "Jauh deh mas"
Mas        : "Ya dimana?"
Aku        : "Rrr.. (mulai gedek karena si mas kepo banget, akhirnya jawab sekenanya) di Papua mas"
Mas        : “Oooh kalo di Papua masih pake SS1 mbak. SS2 paling dipake di Pulau Jawa aja”

Lalu berlanjutlah perbincangan tentang senjata SS. Katanya SS2 lebih canggih daripada SS1 dan SS2 belum diedarkan ke seluruh Indonsesia. Selain senjata, stand infanteri ini juga jualan yang loreng-loreng, dan ada beberapa panser. Belakangan aku baru tahu kalau panser yang ada di infanteri itu cuma dimiliki sama Yonif Mekanis 201 di Jakarta.

Stand berikunya adalah Penerbad. Nah di Penerbad ini isinya helikopter, jangan tanyakan aku jenisnya apa karena aku ga bisa nanya-nanya sama tentara di sana. Cuma bisa nanya tentang helikopter Super Puma yang mengangkut orang-orang untuk terjun payung. Aku juga sempet ngetok-ngetok badannya helikopter, aku kira dari baja yang luar biasa keras nan kencang ternyata bahannya kayak terbuat dari plastik gitu entahlah namanya apa.

Ada juga stand Artileri Pertahanan Udara (Arhanud). Di sini alutsista yang dipajang isinya semacam roket gitu namanya juga pertahanan udara, musuhnya ada di udara. Kenapa alatnya kebanyakan seperti rudal dan roket karena tugas mereka menembakkan pesawat atau semacamnya yang ada di udara dari darat. Buat aku stand ini biasa aja. Tapi berhasil menambah pemahaman aku tentang si arhanud itu sih.

Lalu ada stand Artileri Medan (Armed). Aku gak sadar kalau ternyata aku sudah memasuki wilayah mereka karena jenis alatnya agak mirip sama Arhanud: Semacam peluncur. Aku dapet hadiah mug looh di stand armed ini, jadi aku kan dateng sendirian ya trus mungkin muka aku planga plongo kayak orang bego, disapalah aku sama bapak "melati" yang namanya pak Arief (liat di baju dinasnya. Haha) trus dikasih tebakan untuk mengartikan quote tentang artileri gitu dan aku berhasil. Alhamdulillah. Aku kembali berjalan dan menemukan beberapa miniatur peluncur dan aku mulai kebingungan karena alatnya mirip sama arhanud. Aku bertanya ke mas yang jaga stand kenapa alatnya mirip sama arhanud. Terus masnya ngejelasin kalau rudalnya arhanud itu lurus nah kalo rudalnya artileri medan bisa bengkok. Nah loh aku jadi makin bingung, terus kenapa dibedain? Apa segitu istimewanya sampe harus dipisahin? Then berceritalah si mas itu.

Katanya kalau rudalnya artileri itu bisa menembak apa yang dibalik bukit, sedangkan arhanud di udara makanya kedua kecabangan ini dipisahkan dan alatnya juga beda. Aku nanya lagi, apakah asal nembak atau gak dan ternyata katanya ga asal nembak karena sudah ada orang dari armed yang ngasih penjelasan tentang medan dan mereka ikut ke rombongan infanteri (aku lupa apa nama peran orang yang ngikut infanteri ini). Si mas ngasih gambaran perang, katanya kalo ada perang yang maju duluan adalah infanteri dan didampingi sama kavaleri. Armed sendiri ada di bagian belakang. Jadi pas infanteri maju, di situ ada orang armed yang mengetahui keadaan medan, nah berdasarkan informasi yang didapat dari lapangan itu si orang menghubungi yang megang senjata jadi ga salah tembak.

Selesai Armed, apalagi ya seingetku udah deh. Selesai deh jalan-jalan nonton alutsista hari ini. Informasi yang aku tulis ini berdasarkan apa yang aku dapat dari pameran ataupun dari hasil ngobrol sama anggota TNI lain yang ga hadir di pameran. Dari pameran kemarin itu sih aku ngerasanya antusiasme warga terhadap militer masih tinggi, kabar baik untuk mereka. Aku juga setuju kok kalo dua matra lainnya ikut menyusul bikin pameran seperti ini atau pameran ini rutin dilakukan setiap tahun. Hehehe. Saran aku untuk panitia pelaksana, tolong tempat sampah di arena pameran diperbanyak dan buka booth foto sama tentara ganteng karena tenntara-tentara yang jaga pameran laku diajak foto bareng. Hahaha.

Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia! Jayalah di darat, laut, dan udara!




Ini adalah mug hadiah dari Armed. Terima kasih :")



 Ini adalah gapura yang menyambut kedatangan sebelum masuk ke arena



Salah satu gambar yang ada di gapura



Ini foto aku sama salah seorang Kowad. Di foto ini aku memakai masker yang bisa digunakan untuk menyaring udara. Maskernya dipajang di stand Direktorat Penelitian dan Pengembangan TNI AD.



Salah satu seragam yang dipakai saat misi perdamaian



Mobil kenegaraan yang pernah dipakai oleh Presiden RI yang pertama



Salah satu pajangan yang ada di Armed

Pameran Alutsista, Monas 2012


Ini cerita dari dua minggu yang lalu, tepatnya hari Sabtu tanggal 7 Oktober 2012 kemarin aku pergi ke pameran alutsista TNI AD di Monas. Pameran ini diadakan untuk memperingati ulang tahun TNI ke 67. Yah namanya juga alutsista, alat utama sistem pertahanan Negara, yang dipamerin jelaslah alat-alat perang yang biasa digunakan. Aku datang ke pameran ini sendirian dan awalnya sempat khawatir apakah aku akan bisa bertahan di pameran ini atau gak karena yang dipajang alat-alat yang aku ga ngerti sama sekali. Dengan modal nekad dan sotoy berangkatlah aku ke monas (sebenernya sekalian jalan menuju kantor mama juga sih).

Pertama dateng ke sana aku celingukan sendiri sempet bingung sama arena pamerannya, tapi untung ada denah lokasi yang membantu aku memahami kondisi medan *tseilah. Tempat pertama yang aku datangi adalah bagian indoor. Di bagian ini isinya perusahaan-perusahaan yang bermitra sama TNI, ada sritex, pindad, dan perusahaan lainnya yang aku ga hafal namanya. Di bagian ini juga ada stand akmil, penelitian dan pengembangan AD, sama dinas perhubungan AD.

Di stand akmil isinya ya all about akmil, mulai dari seragamnya bahkan sampai tarunanya juga dibawa untuk jaga stand dan banyak loh yang foto sama doi. Hahaha. Trus di dinas litbang AD aku sempet bertanya tentang alat-alat yang sudah mereka berhasil kembangkan, beberapa alat yang berhasil aku ingat ada alat pendeteksi air, alat pendeteksi suhu luar ruangan, rompi untuk latihan menembak yang sudah terkomputerisasi, dan masker penyaring udara. Aku sempet nyobain memakai masker penyaring ini dan rasanya pengap! Jadi si masker ini berfungsi untuk menyaring udara yang terkontaminasi, kayak di merapi kemarin itu, jadi ga perlu lagi tabung oksigen. Ada lagi stand Dinas Perhubungan TNI AD. Di stand ini dijelasin semua tentang TNI AD, mulai dari lambang, pangkat sampai warna baret di seluruh kecabangan TNI AD. Ada juga beberapa buku yang dibuat dan (sayangnya hanya) diedarkan khusus di lingkungan TNI AD. Aku dapet hadiah majalah Defender loh dari stand dinhub AD ini karena aku terus menerus nanya apakah buku-bukunya itu bener-bener ga dijual. Hahaha.

Ah iya, aku juga sempet usul sama yang jaga stand biar TNI AD bikin akun twitter kayak saudaranya, TNI AU. Sampai tulisan ini diturunkan alhamdulillah twitter resmi TNI AD resmi rilis tanggal 19 Oktober kemarin :")

Puas melihat yang di dalam, aku pun keluar. Nah sejujurnya aku lupa setelah stand ini stand apa, tapi seingetku stand Direktorat Kesehatan TNI AD. Stand ini biasa aja, malah agak serem kalo menurut aku karena ada TNI yang ceritanya terluka parah. Hhhiiiyy. Selanjutnya stand Direktorat Peralatan. Isinya kebanyakan panser dan sebagainya, aku ga begitu inget. Hahaha. Lalu ada stand Direktorat Perbekalan dan Angkatan TNI AD. Nah di sini nih aku nemu makanan yang langka di bumi Indonesia: TB dan kroni-kroninya. Setelah sekian lama akhirnya aku bisa makan lagi yang namanya biskuit TB dan nasi ransum. Gretong! Alhamdulillah. Di stand ini dipamerkan juga sleeping bag yang bisa terapung di atas air. Ada Havercraaft juga dong dibawa ke monas. Totalitas. Aku sempet nanya sama tentara yang menjaga kendaraan ini katanya dibawanya pakai container. Niat luar biasa!

Nah aku bener-bener lupa sama stand yang berikutnya. Topografi kalo ga salah. Nah ini kan kerjaannya tentang pemetaan, jadi alutsista yang kemarin dipamerkan ya ga jauh-jauh dari itu GPS, solar cell, dan pesawat kecil (bikinnya kerjasama dengan ITB) untuk memfoto permukaan. Ada juga stand Kostrad isinya pakaian mereka dan senjata-senjata yang mereka gunakan. Ada dua baju yang menarik perhatian aku: baju hitam yang sama seperti bajunya Gultor Kopassus dan baju sniper. Yang baju hitam itu ternyata emang sama seperti yang di Gultor, biasa dipakai sama Raider dan Zeni. Terus baju sniper ini lucu kayak benang-benang yang terjuntai belum terjahit, oh kalau tahu Sully di Monster.Inc nah bajunya mirip sama bulunya si Sully itu, kriwel-kriwel ga keruan tapi enak dipegang #eh.

Di Direktorat Zeni banyak juga yang menarik perhatian aku misalnya mesin untuk pembersih air yang ternyata airnya bisa diminum beneran, ada juga mesin pencacah enceng gondok, mesin pencacah sampah, dan mesin penjinak bom. Kayaknya Jihandak emang masuk Zeni (dan aku baru tahu itu). Terus aku kira Zeni kerjaannya cuma konstruksi aja, jadi bikin bangunan terus tapi ternyata enggak karena ada juga bagian destruksi.


Nah, ini stand yang paling menarik untuk aku: stand Kopassus. Hihihi. Aku kan emang udah baca buku “Kopassus untuk Indonesia” tapi baru bener-bener mendalami *tseilah pas pameran ini. Perkenalan alat-alat mereka kemarin betul-betul membuka mata aku tentang pembagian dalam Kopassus. Jadi di depan stand mereka ada sekitar enam ranpur (kendaraan tempur) yang dipamerkan. Belakangan aku baru tahu kalau itu semua yang memakai adalah Satgultor (Satuan Penanggulangan Terror) Kopassus. Nah untuk kecabangan yang lainnya (free fall, daki serbu, dan penyelam) alat-alatnya dipamerkan di dalam. Ada alat yang bikin aku mupeng, alatnya penyelam. Jadi penyelam di Kopassus ga perlu tuh bawa tabung seperti diver kebanyakan, mereka ada alat sendiri bentuknya agak kotak yang diletakkan di dada yang berfungsi untuk mengubah karbondioksida menjadi oksigen. Cool berat! Ga perlu tabung oksigen bukan berarti mereka ga punya sama sekali, Kopassus masih memakai juga kok tabung oksigen tapi tergantung situasinya. Si alat yang diletakkan di dada ini punya kelebihan dengan tidak mengeluarkan gelembung jadi guna banget untuk operasi yang butuh penyamaran. Wetsuit yang mereka sih pakai wetsuit biasa, tapi alat pengukur kedalaman, kompas, dsbnya yang punya Kopassus wowww berat. Mau doong diving sama orang Kopassus. Dua kecabangan (gultor dan penyelam) itu sih yang bikin aku pingin bilang wow sambil koprol. Hahaha. Ada lagi yang mau aku acungin jempol dari stand Kopassus: tertib dan bersih. Tertib karena orang Kopassusnya mengatur areanya sendiri dengan menggunakan pengeras suara dan menyediakan tempat sampah di lingkungan stand mereka. Fyi, seliat aku cuma di stand kopassus ini yang ada tempat sampahnya. Emang deh ga heran kalo namanya pasukan khusus.


Emm.. Perjalanan aku berakhir di sini karena udah ditungguin mama di kantornya (Aku ditelfonin berkali-kali!). Ga terasa banget aku menghabiskan waktu sekitar 4 jam di monas dan belum sempet ke semua bagian. Hahaha. Makanya aku berebcana ke monas lagi hari Minggu, pas hari terakhir pameran. Hihihi.