Minggu, 21 Oktober 2012

Pameran Alutsista, Monas 2012


Ini cerita dari dua minggu yang lalu, tepatnya hari Sabtu tanggal 7 Oktober 2012 kemarin aku pergi ke pameran alutsista TNI AD di Monas. Pameran ini diadakan untuk memperingati ulang tahun TNI ke 67. Yah namanya juga alutsista, alat utama sistem pertahanan Negara, yang dipamerin jelaslah alat-alat perang yang biasa digunakan. Aku datang ke pameran ini sendirian dan awalnya sempat khawatir apakah aku akan bisa bertahan di pameran ini atau gak karena yang dipajang alat-alat yang aku ga ngerti sama sekali. Dengan modal nekad dan sotoy berangkatlah aku ke monas (sebenernya sekalian jalan menuju kantor mama juga sih).

Pertama dateng ke sana aku celingukan sendiri sempet bingung sama arena pamerannya, tapi untung ada denah lokasi yang membantu aku memahami kondisi medan *tseilah. Tempat pertama yang aku datangi adalah bagian indoor. Di bagian ini isinya perusahaan-perusahaan yang bermitra sama TNI, ada sritex, pindad, dan perusahaan lainnya yang aku ga hafal namanya. Di bagian ini juga ada stand akmil, penelitian dan pengembangan AD, sama dinas perhubungan AD.

Di stand akmil isinya ya all about akmil, mulai dari seragamnya bahkan sampai tarunanya juga dibawa untuk jaga stand dan banyak loh yang foto sama doi. Hahaha. Trus di dinas litbang AD aku sempet bertanya tentang alat-alat yang sudah mereka berhasil kembangkan, beberapa alat yang berhasil aku ingat ada alat pendeteksi air, alat pendeteksi suhu luar ruangan, rompi untuk latihan menembak yang sudah terkomputerisasi, dan masker penyaring udara. Aku sempet nyobain memakai masker penyaring ini dan rasanya pengap! Jadi si masker ini berfungsi untuk menyaring udara yang terkontaminasi, kayak di merapi kemarin itu, jadi ga perlu lagi tabung oksigen. Ada lagi stand Dinas Perhubungan TNI AD. Di stand ini dijelasin semua tentang TNI AD, mulai dari lambang, pangkat sampai warna baret di seluruh kecabangan TNI AD. Ada juga beberapa buku yang dibuat dan (sayangnya hanya) diedarkan khusus di lingkungan TNI AD. Aku dapet hadiah majalah Defender loh dari stand dinhub AD ini karena aku terus menerus nanya apakah buku-bukunya itu bener-bener ga dijual. Hahaha.

Ah iya, aku juga sempet usul sama yang jaga stand biar TNI AD bikin akun twitter kayak saudaranya, TNI AU. Sampai tulisan ini diturunkan alhamdulillah twitter resmi TNI AD resmi rilis tanggal 19 Oktober kemarin :")

Puas melihat yang di dalam, aku pun keluar. Nah sejujurnya aku lupa setelah stand ini stand apa, tapi seingetku stand Direktorat Kesehatan TNI AD. Stand ini biasa aja, malah agak serem kalo menurut aku karena ada TNI yang ceritanya terluka parah. Hhhiiiyy. Selanjutnya stand Direktorat Peralatan. Isinya kebanyakan panser dan sebagainya, aku ga begitu inget. Hahaha. Lalu ada stand Direktorat Perbekalan dan Angkatan TNI AD. Nah di sini nih aku nemu makanan yang langka di bumi Indonesia: TB dan kroni-kroninya. Setelah sekian lama akhirnya aku bisa makan lagi yang namanya biskuit TB dan nasi ransum. Gretong! Alhamdulillah. Di stand ini dipamerkan juga sleeping bag yang bisa terapung di atas air. Ada Havercraaft juga dong dibawa ke monas. Totalitas. Aku sempet nanya sama tentara yang menjaga kendaraan ini katanya dibawanya pakai container. Niat luar biasa!

Nah aku bener-bener lupa sama stand yang berikutnya. Topografi kalo ga salah. Nah ini kan kerjaannya tentang pemetaan, jadi alutsista yang kemarin dipamerkan ya ga jauh-jauh dari itu GPS, solar cell, dan pesawat kecil (bikinnya kerjasama dengan ITB) untuk memfoto permukaan. Ada juga stand Kostrad isinya pakaian mereka dan senjata-senjata yang mereka gunakan. Ada dua baju yang menarik perhatian aku: baju hitam yang sama seperti bajunya Gultor Kopassus dan baju sniper. Yang baju hitam itu ternyata emang sama seperti yang di Gultor, biasa dipakai sama Raider dan Zeni. Terus baju sniper ini lucu kayak benang-benang yang terjuntai belum terjahit, oh kalau tahu Sully di Monster.Inc nah bajunya mirip sama bulunya si Sully itu, kriwel-kriwel ga keruan tapi enak dipegang #eh.

Di Direktorat Zeni banyak juga yang menarik perhatian aku misalnya mesin untuk pembersih air yang ternyata airnya bisa diminum beneran, ada juga mesin pencacah enceng gondok, mesin pencacah sampah, dan mesin penjinak bom. Kayaknya Jihandak emang masuk Zeni (dan aku baru tahu itu). Terus aku kira Zeni kerjaannya cuma konstruksi aja, jadi bikin bangunan terus tapi ternyata enggak karena ada juga bagian destruksi.


Nah, ini stand yang paling menarik untuk aku: stand Kopassus. Hihihi. Aku kan emang udah baca buku “Kopassus untuk Indonesia” tapi baru bener-bener mendalami *tseilah pas pameran ini. Perkenalan alat-alat mereka kemarin betul-betul membuka mata aku tentang pembagian dalam Kopassus. Jadi di depan stand mereka ada sekitar enam ranpur (kendaraan tempur) yang dipamerkan. Belakangan aku baru tahu kalau itu semua yang memakai adalah Satgultor (Satuan Penanggulangan Terror) Kopassus. Nah untuk kecabangan yang lainnya (free fall, daki serbu, dan penyelam) alat-alatnya dipamerkan di dalam. Ada alat yang bikin aku mupeng, alatnya penyelam. Jadi penyelam di Kopassus ga perlu tuh bawa tabung seperti diver kebanyakan, mereka ada alat sendiri bentuknya agak kotak yang diletakkan di dada yang berfungsi untuk mengubah karbondioksida menjadi oksigen. Cool berat! Ga perlu tabung oksigen bukan berarti mereka ga punya sama sekali, Kopassus masih memakai juga kok tabung oksigen tapi tergantung situasinya. Si alat yang diletakkan di dada ini punya kelebihan dengan tidak mengeluarkan gelembung jadi guna banget untuk operasi yang butuh penyamaran. Wetsuit yang mereka sih pakai wetsuit biasa, tapi alat pengukur kedalaman, kompas, dsbnya yang punya Kopassus wowww berat. Mau doong diving sama orang Kopassus. Dua kecabangan (gultor dan penyelam) itu sih yang bikin aku pingin bilang wow sambil koprol. Hahaha. Ada lagi yang mau aku acungin jempol dari stand Kopassus: tertib dan bersih. Tertib karena orang Kopassusnya mengatur areanya sendiri dengan menggunakan pengeras suara dan menyediakan tempat sampah di lingkungan stand mereka. Fyi, seliat aku cuma di stand kopassus ini yang ada tempat sampahnya. Emang deh ga heran kalo namanya pasukan khusus.


Emm.. Perjalanan aku berakhir di sini karena udah ditungguin mama di kantornya (Aku ditelfonin berkali-kali!). Ga terasa banget aku menghabiskan waktu sekitar 4 jam di monas dan belum sempet ke semua bagian. Hahaha. Makanya aku berebcana ke monas lagi hari Minggu, pas hari terakhir pameran. Hihihi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar