Ini cerita dari dua minggu yang lalu, tepatnya hari Sabtu tanggal 7 Oktober 2012
kemarin aku pergi ke pameran alutsista TNI AD di Monas. Pameran ini diadakan
untuk memperingati ulang tahun TNI ke 67. Yah namanya juga alutsista, alat
utama sistem pertahanan Negara, yang dipamerin jelaslah alat-alat perang yang
biasa digunakan. Aku datang ke pameran ini sendirian dan
awalnya sempat khawatir apakah aku akan bisa bertahan di pameran ini atau gak
karena yang dipajang alat-alat yang aku ga ngerti sama sekali. Dengan modal
nekad dan sotoy berangkatlah aku ke monas (sebenernya sekalian jalan menuju
kantor mama juga sih).
Pertama dateng ke sana aku
celingukan sendiri sempet bingung sama arena pamerannya, tapi untung ada denah
lokasi yang membantu aku memahami kondisi medan *tseilah. Tempat pertama yang
aku datangi adalah bagian indoor. Di bagian ini isinya perusahaan-perusahaan
yang bermitra sama TNI, ada sritex, pindad, dan perusahaan lainnya yang aku ga hafal
namanya. Di bagian ini juga ada stand akmil, penelitian dan pengembangan AD,
sama dinas perhubungan AD.
Di stand akmil isinya ya all
about akmil, mulai dari seragamnya bahkan sampai tarunanya juga dibawa untuk
jaga stand dan banyak loh yang foto sama doi. Hahaha. Trus di dinas litbang AD
aku sempet bertanya tentang alat-alat yang sudah mereka berhasil kembangkan,
beberapa alat yang berhasil aku ingat ada alat pendeteksi air, alat pendeteksi
suhu luar ruangan, rompi untuk latihan menembak yang sudah terkomputerisasi,
dan masker penyaring udara. Aku sempet nyobain memakai masker penyaring ini dan
rasanya pengap! Jadi si masker ini berfungsi untuk menyaring udara yang
terkontaminasi, kayak di merapi kemarin itu, jadi ga perlu lagi tabung
oksigen. Ada lagi stand Dinas Perhubungan TNI AD. Di stand ini dijelasin semua tentang TNI AD, mulai dari lambang, pangkat sampai warna baret di seluruh kecabangan TNI
AD. Ada juga beberapa buku yang dibuat dan (sayangnya hanya) diedarkan khusus di lingkungan TNI
AD. Aku dapet
hadiah majalah Defender loh dari stand dinhub AD ini karena aku terus menerus
nanya apakah buku-bukunya itu bener-bener ga dijual. Hahaha.
Ah iya, aku juga sempet usul sama yang jaga stand biar TNI AD bikin akun twitter kayak saudaranya, TNI AU. Sampai tulisan ini diturunkan alhamdulillah twitter resmi TNI AD resmi rilis tanggal 19 Oktober kemarin :")
Puas melihat yang di dalam, aku
pun keluar. Nah sejujurnya aku lupa setelah stand ini stand apa, tapi seingetku
stand Direktorat Kesehatan TNI AD. Stand ini biasa aja, malah agak serem kalo
menurut aku karena ada TNI yang ceritanya terluka parah. Hhhiiiyy.
Selanjutnya stand Direktorat Peralatan. Isinya kebanyakan panser dan
sebagainya, aku ga begitu inget. Hahaha. Lalu ada stand Direktorat Perbekalan
dan Angkatan TNI AD. Nah di sini nih aku nemu makanan yang langka di bumi
Indonesia: TB dan kroni-kroninya. Setelah sekian lama akhirnya aku bisa makan
lagi yang namanya biskuit TB dan nasi ransum. Gretong! Alhamdulillah. Di stand
ini dipamerkan juga sleeping bag yang bisa terapung di atas air. Ada
Havercraaft juga dong dibawa ke monas. Totalitas. Aku sempet nanya sama tentara
yang menjaga kendaraan ini katanya dibawanya pakai container. Niat luar biasa!
Nah aku bener-bener lupa sama
stand yang berikutnya. Topografi kalo ga salah. Nah ini kan kerjaannya tentang
pemetaan, jadi alutsista yang kemarin dipamerkan ya ga jauh-jauh dari itu GPS,
solar cell, dan pesawat kecil (bikinnya kerjasama dengan ITB) untuk memfoto
permukaan. Ada juga stand Kostrad isinya pakaian mereka dan senjata-senjata
yang mereka gunakan. Ada dua baju yang menarik perhatian aku: baju hitam yang
sama seperti bajunya Gultor Kopassus dan baju sniper. Yang baju hitam itu
ternyata emang sama seperti yang di Gultor, biasa dipakai sama Raider dan Zeni.
Terus baju sniper ini lucu kayak benang-benang yang terjuntai belum terjahit,
oh kalau tahu Sully di Monster.Inc nah bajunya mirip sama bulunya si Sully itu, kriwel-kriwel ga keruan tapi enak dipegang #eh.
Di Direktorat Zeni banyak juga
yang menarik perhatian aku misalnya mesin untuk pembersih air yang ternyata
airnya bisa diminum beneran, ada juga mesin pencacah enceng gondok, mesin
pencacah sampah, dan mesin penjinak bom. Kayaknya Jihandak emang masuk Zeni
(dan aku baru tahu itu). Terus aku kira Zeni kerjaannya cuma konstruksi aja,
jadi bikin bangunan terus tapi ternyata enggak karena ada juga bagian destruksi.
Nah,
ini stand yang paling menarik untuk aku: stand Kopassus. Hihihi. Aku kan emang
udah baca buku “Kopassus untuk Indonesia” tapi baru bener-bener mendalami
*tseilah pas pameran ini. Perkenalan alat-alat mereka kemarin betul-betul
membuka mata aku tentang pembagian dalam Kopassus. Jadi di depan stand mereka
ada sekitar enam ranpur (kendaraan tempur) yang dipamerkan. Belakangan aku baru
tahu kalau itu semua yang memakai adalah Satgultor (Satuan Penanggulangan
Terror) Kopassus. Nah untuk kecabangan yang lainnya (free fall, daki serbu, dan
penyelam) alat-alatnya dipamerkan di dalam. Ada alat yang bikin aku mupeng,
alatnya penyelam. Jadi penyelam di Kopassus ga perlu tuh bawa tabung seperti
diver kebanyakan, mereka ada alat sendiri bentuknya agak kotak yang diletakkan
di dada yang berfungsi untuk mengubah karbondioksida menjadi oksigen. Cool
berat! Ga perlu tabung oksigen bukan berarti mereka ga punya sama sekali,
Kopassus masih memakai juga kok tabung oksigen tapi tergantung situasinya. Si
alat yang diletakkan di dada ini punya kelebihan dengan tidak mengeluarkan
gelembung jadi guna banget untuk operasi yang butuh penyamaran. Wetsuit yang mereka
sih pakai wetsuit biasa, tapi alat pengukur kedalaman, kompas, dsbnya yang punya
Kopassus wowww berat. Mau doong diving sama orang Kopassus. Dua kecabangan
(gultor dan penyelam) itu sih yang bikin aku pingin bilang wow sambil koprol.
Hahaha. Ada lagi yang mau aku acungin jempol dari stand Kopassus: tertib dan
bersih. Tertib karena orang Kopassusnya mengatur areanya sendiri dengan
menggunakan pengeras suara dan menyediakan tempat sampah di lingkungan stand mereka. Fyi, seliat aku cuma di stand kopassus ini yang ada tempat sampahnya. Emang
deh ga heran kalo namanya pasukan khusus.
Emm.. Perjalanan aku berakhir di sini karena udah ditungguin mama di kantornya (Aku ditelfonin berkali-kali!). Ga terasa banget aku menghabiskan waktu sekitar 4 jam di monas dan belum sempet ke semua bagian. Hahaha. Makanya aku berebcana ke monas lagi hari Minggu, pas hari terakhir pameran. Hihihi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar