Jumat, 19 November 2010

India

Tadi aku nonton BBC knowledge terus ada acara yang aku tonton membahas tentang India. Waduh, aku lupa nama acaranya apa tapi kalo ga salah ada kalimat "Indian Traditions" gitu di judulnya.

Aku gak menonton dari awal, karena acara ini ditemukan dengan tidak sengaja saat ganti-ganti channel. Hal pertama yang membuat aku terus menonton acara ini adalah saat naratornya membicarakan tentang tradisi melindungi pohon. Lalu yang ad di kepalaku "Ih aneh banget sampai segitunya", kemudian gambar berpindah menjadi gurun "Ih gurun, emang ada pohon di gurun?" Sesaat kemudian ada gambar seorang bapak (yang seperti orang) India. "Hah? Gurun? India? Emang di India ada gurun ya?"

Seperti telepati, si televisi menjawab pertanyaanku dengan menyebuut "India" dan "Bushnoi". Kesimpulannya adalah di India memang ada klan Bushnoi yang tinggal di gurun. Aku semakin terlarut dengan acara ini dan lupa bahwa aku harus bergegas ke kampus. Hahaa =D

Sedikit cerita yang kudapat tentang klan Bushnoi. Klan ini sangat memegang teguh ajaran gurunya. Guru di sana itu bukan seperti guru (teacher) tapi seperti nenek moyang gitu. Jadi, guru itu memberi ajaran yang jumlahnya banyak (hmm aku lupa, kayaknya sekitar 97) dan semua ajaran itu hrs dilakukan. Salah satu isi dari ajaran itu adalah tidak boleh memotong pohon yang hidup di lingkungan klan Bushnoi.

Suatu ketika ada orang (entah penjajah atau apalah) yang mau menebang sebuah pohon dan semua orang Bushnoi melindungi pohon itu. Sekitar 30an orang meninggal karena melindungi satu pohon! Mereka melindungi pohon itu dengan cara memeluknya agar tidak ada yang dapat memotong batang pohonnya. Akhirnya raja memberikan perintah bahwa pohon-pohon di Bushnoi tidak boleh dipotong dan warga pun terlindungi. Horee untuk semua!

Aku langsung berkaca dengan kehidupan kita di Indonesia. Kita bisa dengan seenaknya memotong pohon karena tanah kita yang subur, tidak tandus (gurun pasir) seperti yang dimiliki klan Bushnoi. Banyak hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari orang Bushnoi: hargailah pohon karena pohon itu unsur penting dalam menjaga keseimbangan alam dan peganglah ajaran leluhur karena itu dapat membantu kita dalam menjalani kehidupan ini. Maksudnya begini, ajaran leluhur itu pasti melewati proses pembelajaran yang panjang dan kemudian diwariskan ke anak cucunya agar kita sebagai anak cucunya tidak perlu melewati proses belajar seperti yang ditempuh oleh mereka dulu. Tugas kita sekaranga adalah memodifikasi ajaran yang pernah diajarkan orang zaman dahulu agar sesuai dengan keadaan kita.

Klan lain yang hidup di gurun India adalah klan Nath. Menurut narator, klan ini juga memiliki cara yang ekstrim dalam menghormati guru mereka. Cara yang mereka tempuh adalah dengan melakukan ritual yang menggunakan api. Para pria dari klan Nath ini melakukan ritual api sekitar 2-4 kali dalam sebulan untuk menghormati guru mereka.

Ritual apinya bagaimana? Ritualnya dilakukan pada malam hari. Begini, awalnya mereka membuat tumpukan besar yang kemudian dijadikan seperti api unggun lalu seorang dari mereka melakukan tarian. Kemudian si penari itu memakan bara api! Bara api yang panas dan warnanya masih merah meyala! Edan. Baranya dimasukin ke dalam mulutnya dan dipamerin ke kamera. Hiiiyy.. Setelah si penari itu memakan bara, baru deh pria-pria lainnya ikut melakukan hal yang sama.

Api unggunnya kan masih menyala tuh ya setelah apinya agak hilang dan hanya tersisa baranya saja, pria-pria yang tadi melakukan ritual dengan berjalan melewati tumpukan bara tersebut, "fire walker" begitu kata naratornya. Baranya tuh yang masih berloncatan ke sana ke mari karena saking panasnya dan para cecowok itu malah santai aja gitu ngelewatinnya. Glek!

Pagi harinya, si pembawa acar mengecek keadaan abu bekas bakaran dan saat dicek ternyata masih panas dan berasap. Walaupun para pria ini berjalan melintasi api, tapi telapak kaki mereka sehat dan mulus. Mau tahu rahasianya? Keyakinan mereka terhadap guru serta tidak makan daging dan tidak merokok.

Setelah melewati gurun pasir, narator 'mengajak' ku memasuki daerah Mumbai. Mumbai ini sebuah daerah yang lebih perkotaan jika dibandingkan dengan daerah yang sebelumnya. Di kota ini, si narator memperlihatkan upacara pernikahan dari klan Parsi. Menurutnya, klan ini sudah mulai jarang di India karena mereka hanya bisa menikah dengan sesama klan Parsi. Klan ini memiliki asal usul dari Zoroaster, makanya mereka bernama Parsi yang artinya berasal dari Persia. Walaupun mereka hanya boleh menikah dengan sesama klan, tapi mereka sudah lebih fleksibel dan mengikuti perkembangan zaman mengenai peraturan ini.

Tradisinya adalah dengan membatasi pengantin perempuan dan laki-laki dengan selembar kain, lalu mereka disatukan dengan tujuh helai benang yang mudah putus.

Daerah selanjutnya adalah Nanded. Di daerah ini katanya ada sebuah restaurant yang terhebat di dunia. Aku ga ngerti maksudnya apa, tapi setelah menontonnya lebih lanjut aku baru 'ngeh'. Jadi, di kota itu ada tempat peziarahan yang memiliki serdadu suci. Para serdadu suci itu memiliki senjata dan keahlian yang bermacam-macam, salah satunya adalah memasak untuk para peziarah yang datang dari berbagai tempat.

Mereka di sana seperti melayani para peziarah yang datang. Mereka memberi makan peziarah satu kali, dua kali, bahkan hingga lima kali dan mereka melakukan itu semua dengan gratis. Mereka menganggap bahwa melakukan pengabdian sosial artinya melakukan pengabdian terhadap Tuhan. Makanan yang mereka berikan tersebut diberi nama prasad "pemberkahan".

Things I've learned from this adalah kalau mau mengabdi pada Tuhan berarti harus bisa mengabi juga pada ciptaannya (manusia). Maksudnya mengabdi bukan tunduk, tapi lebih ke menghargai, menghormati, dan mencintai sesama manusia.

Kota berikutnya adalah Shravanabelagola. Kota ini unik, sama seperti daerah lainnya yang memiliki klan dan tradisi mereka sendiri, tapi mereka memiliki sesuatu yang bisa aku bilang hmm.. Manis. Jadi, di daerah ini ada sebuah klan yang bernama Jain. Klan ini mempunyai kepercayaan bahwa binatang adalah nenek moyang mereka, mereka merasa bahwa apabila mereka membunuh binatang apapun artinya mereka telah membunuh nenek moyangnya sendiri. Binatang sekecil apapun, semut, nyamuk, bahkan kuman, tidak boleh mereka bunuh! Ada seorang biarawati suku Jain yang selalu membawa sapu dari bulu merak kemanapun ia pergi dan alasannya membawa sapu itu adalah untuk membersihkan tempat duduknya takut-takut kalau ada semut atau serangga di atasnya. Suku Jain juga menganggap bahwa setiap makhluk hisup suci.

Suku ini memiliki sebuah patung yang biasa mereka sembah yang bernama Bahubali. Mereka menyiram kaki Bahubali dengan air, susu, dan bunga-bungaan. Bahubali yang kulihat berukuran saaangat besar makanya mereka hanya bisa menyiram kakinya saja :p Kabarnya, Bahubali ini dibuat dari batu dan sudah lama berada di tempat yang sekarang.

The end of journey di India dirayakan dengan melihat Diwali. Diwali artinya adalah tahun baru hindu India. Setiap kota di India merayakannya dengan cara yang berbeda-beda tentunya. Ada orang yang merayakannya dengan cara berguling menuju kuil. Ada juga yang merayakannya dengan saling lempar kotoran sapi.

Sudah rahasia umum bahwa sapi adalah binatang yang disucikan di India. Si sapi bisa berkeliaran kemana-mana tanpa takut disembelih :p Bahkan ada sekelompok orang yang menganggap bahwa kotoran sapi adalah sesuatu ytang suci bahkan sumber dari kesucian. Oleh karena itu merekas merayakannya dengan melempar kotoran sapi ke orang lain.

Kotoran sapi ditumpuk menggunung dan banyaaak sekali. Kalau aku ada di lokasi, gak tau lagi deh baunya kayak apa. Kemudian beberapa pria yang sudah membuka bajunya pergi ke gundukan itu beramai-ramai dan terjadilah aksi lempar-lemparan itu. Pria-pria itu melempar kotoran sapi yang sudah dibentuk menjadi bola besar ke kepala orang yang didekatnya. Alhasil pria-pria itu menjadi berwarna kecoklatan karena kotoran. Fyi, kotoranny jangan dibayangin bentuknya encer kayak telek ayam ataupun eek kambing ya, kotorannya tuh padat kayak tanah liat gitu loh. Oh iya, mereka kan ngelempar lemparinnya dengan perasaan bahagia ya terus mulutnya terbuka lebar karena tertawa, ga ngebayangin aja kalau kotorannya masuk mulut.

Aku nulis ini bukan karena iri dengan kebudayaan mereka yang diliput sama BBC Knowledge, tapi karena iseng aja. Hahahaa.. Maksud aku nulis ini adalah aku kagum dengan India yang memiliki bermacam kebudayaan. Namun, jauh di dalam itu, aku menulis ini karena mereka bisa segitunya patuh dengan ajaran leluhur mereka. Aku salut dengan keyakinan yang dimiliki oleh mereka hingga melakukan hal-hal yang bisa dibilang itu diluar akal sehat manusia (baca: aku).

Minggu, 14 November 2010

Akhirnya datang juga

Akhirnya tiba juga saat kita berdua meninggalkan Sota, tempat kita dipertemukan oleh Allah. Aku gak tahu kapan aku akan kembali ke sana, begitu juga dengan dirimu. Pasti sekarang perasaanmu lega karena kamu tidak akan merasa ditinggalkan olehku. Kamu juga tidak akan lagi melihat tempat dimana dulu kita sering bicara berdua. Kamu akan pergi ke tempat yang baru, bertemu dengan orang baru, dan mungkin juga pengganti aku.

Pergilah dengan hati-hati dan rasa bahagia. Allah pasti punya rencana mengapa kita dipertemukan di Sota. Hati-hati selama dalam perjalanan menuju Nabire. Semoga kamu bisa sampai dengan selamat dan terus mengabdi pada negeri.

Sabtu, 13 November 2010

kangen

Aku kangen sama dia. Aku mau tahu bagaimana keadaan dia skarang. Aku mau tahu apakah dia dalam keadaan baik atau tidak. Aku mau tahu dia sedang bahagia atau tidak. Aku mau tahu dia..masih merindukan aku atau tidak.

Gak tahu kenapa, tapi perasaan ini dari kemarin mengusik aku terus. Rasa kangen mau bertemu, yang mungkin ga akan terjadi, dan mau mendengar suaranya. Aku peduli dg keadaan dia. Itu kenapa aku kangen.

Walaupun, sebenarnya aku ga boleh kangen sama dia. Perasaan ini hanya akan menyakiti dia kalau dia tahu aku kangen sama dia. Keadaan yang sulit memang. Di saat perasaan, pikiran, dan akal tidak berjalan seiringan, padahal bersumber di tempat yang sama, otak.

Aku tak tahu apa yang terjadi dengan aku belakangan ini, yang aku tahu aku kangen sama dia. Aku kangen kamu abang..

Jumat, 12 November 2010

I wish a Nice November

Hei November. Aku senang akhirnya kamu datang dan ini sudah hampir memasuki pertengahan bulan. November itu identik dengan hujan, jargon "November Rain" masih terngiang di kepalaku. November, bulan sebelum Desember. Bulan Desember means bulan yang aku tunggu, ga tau kenapa tetapi aku amat ingin bulan Desember cepat datang. Ada banyak faktor yang bikin aku secepatnya mencapai bulan Desember.

Desember artinya liburan. Selesai dengan semua tugas, ujian, dan urusan perkampusan.

Desember artinya semakin dekat dengan tahun baru, resolusi baru, doa baru, dan harapan baru.

Desember, aku berharap saat itu aku bisa bertemu dengan dia. Dia yang penugasannya berakhir tanggal 15 November 2010 besok. Dia yang menjadi kado ulang tahun terindah buat aku. Dia yang terus membuat aku terobsesi dengan warna "hijau". Dia yang berhasil membuat emosiku naik dan turun..

Tapi sebelum Desember datang aku harus melewati November ini. Istilahnya sama aja, kalau mau jadi dewasa harus melewati tahap remaja. Semua tugasku akan digodok habis di bulan ini, kalau perlu sampai nangis darah deh. Emosiku dibikin kacau di bulan ini, sudah empat bulan aku tidak bertemu dengan dia dan aku masih belum dapat kepastian apakah akan bertemu dengannya di bulan Desember. Di bulan November ini juga aku harus sabar diri untuk menikmati jalan-jalan dan liburan karena harus mengirit uang dan alokasi waktu kuliah.

So November be nice to me, please. Then I will meet an adorable December :)