Melanjutkan tulisan yang sebelumnya, ini adalah kisah aku saat meneruskan ke pameran alutsista di Monas. Kali ini aku berangkat dari rumah emang niat mau ke monas, tidak seperti perjalanan kemarin yang cuma numpang lewat. Hari terakhir pameran ini ternyata jauh lebih rame daripada hari sebelumnya bahkan dampaknya sampai rute busway central senen - harmoni diubah. Deuh!
Dengan peluh bercucuran aku menerobos hutan beton Jakarta dan sampailah di Monas. Alhamdulillah. Stand pertama yang ku lihat saat masuk ke monas adalah stand infanteri memang selepas Kopassus ada stand
infanteri. Stand ini sih biasa, yang dipajang cuma senjata tapi hati aku yang ga
biasa pas masuk stand ini *curcol dikit. Aku sempet bertanya tentang senjata yang
mereka gunakan. Kalau anggota Kopassus biasa memakai berbagai macam senjata,
nah anggota infanteri biasanya memakai SS buatan Pindad. Kata mas yang menjaga
stand sih biasanya mereka pakai SS 2. Nah ada pembicaraan yang kocak saat aku lagi menanyakan tentang senjata, gini:
Mas : “Mbak Ibu Persit ya?”
Aku : “Eh, bukan kok mas (tersipu malu tapi bilang amin. Hahaha)”
Mas : “Kalo gitu calonnya anggota ya mbak?”
Aku : “Eh eh (panik sendiri)”
Mas : “Iya mbak? Calonnya anggota ya mbak?”
Aku : “Eh.. Mmm.. Iya mas (padahal ini asal iya aja. Hahaha)”
Mas : “Tuhkaan. Tugas dimana mbak?”
Aku : “Jauh mas, bukan di Jakarta”
Mas : "Iya dimana mbak?"
Aku : "Jauh deh mas"
Mas : "Ya dimana?"
Aku : "Rrr.. (mulai gedek karena si mas kepo banget, akhirnya jawab sekenanya) di Papua mas"
Mas : “Oooh kalo di Papua masih pake SS1 mbak.
SS2 paling dipake di Pulau Jawa aja”
Lalu berlanjutlah perbincangan
tentang senjata SS. Katanya SS2 lebih canggih daripada SS1 dan SS2 belum
diedarkan ke seluruh Indonsesia. Selain senjata, stand infanteri ini juga
jualan yang loreng-loreng, dan ada beberapa panser. Belakangan aku baru tahu
kalau panser yang ada di infanteri itu cuma dimiliki sama Yonif Mekanis 201 di
Jakarta.
Stand berikunya adalah Penerbad.
Nah di Penerbad ini isinya helikopter, jangan tanyakan aku jenisnya apa karena
aku ga bisa nanya-nanya sama tentara di sana. Cuma bisa nanya tentang helikopter
Super Puma yang mengangkut orang-orang untuk terjun payung. Aku juga sempet
ngetok-ngetok badannya helikopter, aku kira dari baja yang luar biasa keras nan kencang ternyata bahannya kayak terbuat dari plastik
gitu entahlah namanya apa.
Ada juga stand Artileri
Pertahanan Udara (Arhanud). Di sini alutsista yang dipajang isinya semacam roket gitu namanya juga pertahanan
udara, musuhnya ada di udara. Kenapa alatnya kebanyakan seperti rudal dan roket
karena tugas mereka menembakkan pesawat atau semacamnya yang ada di udara dari
darat. Buat aku stand ini biasa aja. Tapi berhasil menambah pemahaman aku
tentang si arhanud itu sih.
Lalu ada stand Artileri Medan
(Armed). Aku gak sadar kalau ternyata aku sudah memasuki wilayah mereka karena
jenis alatnya agak mirip sama Arhanud: Semacam peluncur. Aku dapet hadiah mug
looh di stand armed ini, jadi aku kan dateng sendirian ya trus mungkin muka aku
planga plongo kayak orang bego, disapalah aku sama bapak "melati" yang namanya
pak Arief (liat di baju dinasnya. Haha) trus dikasih tebakan untuk mengartikan
quote tentang artileri gitu dan aku berhasil. Alhamdulillah. Aku kembali
berjalan dan menemukan beberapa miniatur peluncur dan aku mulai kebingungan
karena alatnya mirip sama arhanud. Aku bertanya ke mas yang jaga stand kenapa
alatnya mirip sama arhanud. Terus masnya ngejelasin kalau rudalnya arhanud itu
lurus nah kalo rudalnya artileri medan bisa bengkok. Nah loh aku jadi makin bingung,
terus kenapa dibedain? Apa segitu istimewanya sampe harus dipisahin? Then
berceritalah si mas itu.
Katanya kalau rudalnya artileri
itu bisa menembak apa yang dibalik bukit, sedangkan arhanud di udara makanya
kedua kecabangan ini dipisahkan dan alatnya juga beda. Aku nanya lagi, apakah asal
nembak atau gak dan ternyata katanya ga asal nembak karena sudah ada orang dari armed yang
ngasih penjelasan tentang medan dan mereka ikut ke rombongan infanteri (aku
lupa apa nama peran orang yang ngikut infanteri ini). Si mas ngasih
gambaran perang, katanya kalo ada perang yang maju duluan adalah infanteri dan didampingi sama kavaleri. Armed sendiri ada
di bagian belakang. Jadi pas infanteri maju, di situ ada orang armed yang
mengetahui keadaan medan, nah berdasarkan informasi yang didapat dari lapangan itu
si orang menghubungi yang megang senjata jadi ga salah tembak.
Selesai
Armed, apalagi ya seingetku udah deh. Selesai deh jalan-jalan nonton alutsista
hari ini. Informasi yang aku tulis ini berdasarkan apa yang aku dapat dari
pameran ataupun dari hasil ngobrol sama anggota TNI lain yang ga hadir di
pameran. Dari pameran kemarin itu sih aku ngerasanya antusiasme warga terhadap
militer masih tinggi, kabar baik untuk mereka. Aku juga setuju kok kalo dua
matra lainnya ikut menyusul bikin pameran seperti ini atau pameran ini rutin dilakukan setiap
tahun. Hehehe. Saran aku untuk panitia pelaksana, tolong tempat sampah di arena pameran diperbanyak dan buka booth foto sama tentara ganteng karena tenntara-tentara yang jaga pameran laku diajak foto bareng. Hahaha.
Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia! Jayalah di darat, laut, dan udara!
Ini adalah mug hadiah dari Armed. Terima kasih :")
Ini adalah gapura yang menyambut kedatangan sebelum masuk ke arena
Salah satu gambar yang ada di gapura
Ini foto aku sama salah seorang Kowad. Di foto ini aku memakai masker yang bisa digunakan untuk menyaring udara. Maskernya dipajang di stand Direktorat Penelitian dan Pengembangan TNI AD.
Salah satu seragam yang dipakai saat misi perdamaian
Mobil kenegaraan yang pernah dipakai oleh Presiden RI yang pertama
Salah satu pajangan yang ada di Armed
Tidak ada komentar:
Posting Komentar