Jumat, 08 Januari 2010

Buku Harian

Semalam, aku bilang pada seorang teman bahwa aku tidak mai tisur karena sedang menulis diary. Lalu dia berkata "tahun 2010? Masih nulis diary?". Dalam hati aku berucap iya, saya masih nulis diary. Kenapa emangnya? Apa gw slah kalo masih nulis diary?.

Tiba-tiba aku teringat, waktu awal masuk kuliah ada beberapa (sekitar lima orang) temanku yang ku tanya tentang kepemilikan buku harian. Aku kaget, karena hanya ada satu orang yang menjawab bahwa ia memiliki buku harian. Heran. Harusnya, di saat era informatika melanda dunia saat ini, privacy adalah suatu hal yang diperlukan. Nah, buku harian dapat dijadikan sebagai salah satu tempat berbagi mengenai hal-hal pribadi pemiliknya. Apa harus buku harian kembali digalakkan di saat-saat ini?

Sebenarnya, buku harian memiliki banyak sekali manfaat buat pemiliknya. Kalo kamu anak psikologi dan pernah belajar mengenai perkembangan kognitif, buku harian kamu adalah bukti bahwa kognitif kamu memang berkembang. Perkembangannya bisa dilihat secara content atau thematic analysis.

Content analysis: melihat suatu bacaan dari hal yang dibahas. Ambil contohnya percintaan. Waktu kamu masih kecil apakah kamu sudah membahas mengenai percintaan di buku harianmu? Ataukah jumlah tulisan tentang percintaan yang kamu bahas di buku harian semakin bertambah jumlahnya? Itu bisa menandakan perkembangan kognitif kamu dan ke arah mana prioritas mu saat ini.

Thematic analysis: melihat suatu bacaan dari pemilihan kata atau background penulisan. Misalnya waktu kecil kamu memakai kata itu-itu saja tapi sekarang perbendaharaan kata-katamu sudah berkembang. Ya, karena kamu bertambah dewasa dan semakin banyak ilmu yang kamu dapatkan. Itu juga salah satu bukti perkembangan kognitif.

Kalo belajar grafologi lebih seru lagi. Kamu bisa melihat apa yang tulisan kamu 'crminkan' saat kamu merasakan hal-hal tertentu. Mengenal diri sendiri tidak sulit. Cukup dengan menulis buku harian secara berkelanjutan dan kamu akan mengenal siapa dirimu dan apa tujuanmu.

Satu lagi keuntungan buku harian, kamu akan tersenyum-senyum saat mengingat kondisi tulisan itu dibuat dan betapa bodohnya hal yang kamu lakukan. Cukup untuk menghibur diri buka? Happy writing!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar